Kamis, 28 Juni 2012

Baru kemarin aku mengenal cinta

Baru kemarin aku mengenal cinta
 Melalui ikatan tanpa nama kupautkan segenap rasa 
Baru kemarin aku mengenal cinta
 Dengan asa kan bahagia selamanya 

 Kini ku 20 tahun, 17 mungkin sudah terlalu basi untuk membicarakan cinta . Beginilah jadinya jika kau tak pandai memaknai apa itu cinta dan apa itu rasa. Apa yang ada dihadapanmu kau telan mentah-mentah, hingga kini kau muntahkan, layaknya ganja yang sudah terlanjur kau hisap padahal Tuhan mengharamkan bagimu. Penyesalan ini sudah tidak ada artinya. Sesering kau mencoba membohongi dirimu untuk mengikhlaskan semua. Tetap jua sesal itu kan menyelinap dibalik lubuk hatimu.
 18 tahun aku mengenal cinta melalui mereka. Ya, 18 tahun aku belum mengenal cinta. Aku hanya mendengar dari mereka. Betapa indah memilikinya, betapa bahagianya dimabuk cinta, betapa beruntungnya merasakannya. Apa kau percaya? Yakinkah kau apa yang mereka katakan?
Kenapa kau patahkan prinsipmu? Kenapa kau goyahkan tekatmu? 
18 tahun kau menyaksikan pelajaran hidup. Tuhan telah menunjukkan jalannya. Tuhan mengajarimu memaknai cinta. Kau simpan rasa yang membuncah. Kau pelihara rasa itu. Kau jaga biar tak kemana-mana. Kau bahagia karenanya. Karna kau tau ia kan dapatkan pelabuhan pada masanya tiba.
 Andai kau lebih bersabar. Andai kau tak berkata iya. Andai kau tak hiraukan bujuk rayunya.
Tapi kini kau telah mengenal cinta. Ya, kemarin. Baru saja kau mengenal cinta. Dan ku bisa menjawab segala pertanyaan yang muncul di benakku dulu, bahwa aku tidak percaya. Bahwa aku tak yakin dengan apa yang mereka katakan. Semakin ku mengingatnya semakin sakit yang ada. Semua tak seindah yang kubayangkan, tak sesempurna yang kuinginkan. Nikmatnya hanya diawal saja. Yah, memang tak adaa yang abadi. Begitu pula dengan keadaan ini. Kini semua tak seperti dulu lagi. Sekeras apapun keinginanmu untuk bergerak mundur dan mencoba membuat seperti sedia kala tetap itu mustahil bagimu.
 Begitu sering kau lontarkan caci maki pada dirimu sendiri. Berulangkali kau ucapkan sumpah serapah atas pilihanmu. Toh, itu tak kan mengubah apa yang telah terjadi bukan. Salahkah jika aku menyesal? Biarkan kusesali salah ku sendiri. Biar ku maknai untuk melangkah lebih hati-hati. Semua ini adalah pelajaran untuk bekal ujian naik tingkat kehidupan.
Wahai jiwa yang lembut, jangan kau terburu-buru mengenal cinta. Cukup dengarkan cerita mereka. Tetap jaga hati dan rasa yang ada. Pelihara ia dalam sangkar yang damai. Syukuri cinta yang telah dianugerahkan kepadaamu itu. Kelak kau kan temui pencari cinta sejati yang akan berlabuh dihatimu dengan segenap hatinya, dengan segala ketulusannya. Bersabarlah dan kenallah dengan cinta di masa  tepat  nya.
 # 27062012 My ( only ) home